Borobudur; Made a Little Memories
Tempat
bersejarah yang harus kamu kunjungi.
Saya
berkunjung ke tempat bersejarah ini sekitar bulan September tahun 2017, ketika
libur panjang kuliah. Cuaca sangat mendukung ketika saya menginjakan kaki untuk
yang ketiga kalinya di tempat ini. Tapi ini kali pertama saya menginjakan kaki
setelah saya tinggal dan kuliah di Magelang kurang lebih dua tahun. Tempat ini
sudah jauh lebih baik dari kunjungan terakhir saya saat masih duduk di bangku
SMP sekitar tahun 2010.
Saya sedikit terkejut dengan harga
tiket yang sudah mencapai 40rb ini. Terakhir saya berkunjung harga tiketnya
masih 25rb hahaha. Kunjungan saya
kali ini ditemani oleh teman lama saya dari Bekasi. Duh, saya berasa jadi tour
guide-nya dia, padahal saya juga anak rantau.
Saya
berkunjung ketika weekend jadi agak sedikit ramai. But, tetap bisa menikmati keindahan candi ini kok. Hmm, saya juga masih melihat banyak
orang yang melanggar peraturan yang sudah terpasang untuk tidak duduk
dibagian-bagian candi yang terlarang. Apakah
peraturan dibuat untuk dilarang? Mungkin nggak liat kali ya.
Untuk
mencapai puncak paling atas, saya harus menaiki berpuluh-puluh anak tangga
ditemani dengan teriknya matahari yang menembus kepala saya hingga keringat
bercucuran. Ditambah saya harus lebih berhati-hati karena jumlah pengunjung yang
cukup banyak, jadi harus bersabar untuk menaiki tangganya.
Foto diatas adalah foto yang tidak sengaja terjepret
oleh kamera saya, but saya suka
sekali, apa karena modelnya ya? Hahaha.
Sudut-sudut
candi pun sangat menarik untuk dijadikan spot untuk berfoto.
Foto
ini diambil ketika saya hampir sampai puncak. Rasanya udah nggak sanggup lagi
buat naik keatas.
Akses jalan menuju Borobudur saat
ini sudah sangat mudah kok. Jika mengendarai kendaraan pribadi bisa mengikuti
petunjuk arah atau bisa menggunakan maps untuk lebih mudahnya. Atau jika
menggunakan kendaraan umum dari Yogyakarta, bisa menaiki bis jurusan Borobudur
yang nantinya hanya sampai di pasar Borobudur kemudian dilanjutkan dengan
berjalan kaki sekitar 10 menit.
Ketika ingin keluar dari candi, saya
sedikit dibingungkan dengan jalannya yang masuk ke dalam pasar pernak-pernik
khas Borobudur tapi kok seperti tidak ada ujungnya ya? Hahaha. Inilah strategi pemasaran, yang tadinya tidak ingin
membeli sesuatu, eh tiba-tiba dompet jebol aja gara-gara liat ini itu terus
dibeli.
Yang bisa saya ambil dari perjalanan
kali ini adalah cara olahraga yang
menyenangkan. Iya, dengan menaiki dan menuruni berpuluh anak tangga juga
merupakan olahraga bukan? Tapi dengan cara menyenangkan yaitu sambil
mengabadikan foto-foto, hehehe.
Kalau butuh sekedar partner jalan
atau ada pertanyaan bisa email disini à raenigalihae(@)gmail.com
thankxoxo.
Komentar
Posting Komentar